Senin, 21 Februari 2022 - 19:18:06 WIB

SETARA : MUI Membangun Opini Negatif tentang BNPT

Penulis : Redaksi
Kategori: POLITIK DAN HUKUM - Dibaca: 817 kali


Dalam beberapa hari terakhir publik disuguhi berbagai narasi berkaitan dengan penanganan terorisme. Majelis Ulama Indonesia (MUI), melalui Sekjennya Amirsyah Tambunan, mengritik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menurut MUI membuat gaduh mengenai penyusupan teroris ke dalam lembaga yang ditarget.

Sebelumnya Irfan Idris, Direktur Penindakan BNPT, mengatakan bahwa teroris menyusup dan berusaha menguasai sebuah lembaga, seperti Perguruan Tinggi. Jadi teroris tidak langsung melancarkan aksi teror. Sepekan lalu, dua anggota MUI Bengkulu ditangkap Densus 88 terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme.

Berkaitan dengan dinamika tersebut, SETARA Institute menyampaikan beberapa pernyataan sebagai berikut.

Pertama, SETARA Institute berpandangan bahwa kritik merupakan tindakan yang dijamin oleh konstitusi dan peraturan perundangan-undangan. Namun dalam konteks kritik MUI terhadap BNPT, SETARA Institute menilai bahwa sinyalemen yang disampaikan oleh BNPT merupakan warning sekaligus upaya pencegahan, yang faktual menurut beberapa riset SETARA Institute tentang paparan ekstremisme kekerasan di berbagai lembaga. Berkaitan dengan itu, BNPT mengingatkan lembaga-lembaga yang potensial disusupi jaringan terorisme dan narasi-narasi ekstremisme kekerasan, agar lembaga-lembaga tersebut membangun dan memiliki sistem deteksi dan tanggap dini _(early warning and early response system)_. Tak terkecuali MUI, yang pengurusnya diduga terlibat dalam jaringan teroris, sebagaimana fakta terbaru yang sudah diketahui publik bahwa dua orang pengurus MUI Kota Bengkulu ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat dalam jaringan teroris.

Kedua, Dalam analisis SETARA Institute, oknum fungsionaris MUI berupaya membangun opini negatif tentang BNPT melalui kritik mengenai sesuatu yang sebenarnya sudah tepat dilakukan oleh BNPT dalam rangka pencegahan tindak pidana terorisme. Opini negatif semacam itu sejalan dengan propaganda pihak-pihak tertentu yang kerap mengaburkan fakta bahwa fenomena ekstrimisme di Indonesia riil, misalnya dengan narasi yang mengaitkan pemberantasan terorisme dengan islamophobia.

Ketiga, Dalam pandangan SETARA Institute, pencegahan, sebagai bagian dari langkah penanggulangan terorisme, tidak mungkin dilakukan oleh BNPT dengan bekerja sendiri. DIbutuhkan sinergi elemen masyarakat dalam hal itu. Dalam konteks itu, MUI sudah sepatutnya aktif membantu kerja BNPT dalam hal ini. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika MUI melakukan evaluasi internal dan membangun sistem mitigasi dan filterisasi di internal untuk mencegah potensi penyusupan seperti yang terjadi pada beberapa fungsionarisnya.